ILMU GENETIKA

GENETIKA

Istilah genetika disebut juga ilmu keturunana. Ilmu genetika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan kepada keturunannya. Serta variasi yang mungkin timbul didalamnya.

Ilmu genetika tidak cocok disebut sebagai ilmu kebakaan, karena :
– Sifat gen (keturunan) tidak bersifat baka;
– Gen selalu mengalami perubahan, baik berangsur atau mendadak.
Manfaat genetika adalah dapat mengetahui sifat-sifat keturunan kita serta makhluk hidup yang berada dilingkungan kita.

Ilmu genetika dapat digunakan sebagai :

– Ilmu pengetahuan murni, tetapi harus ditunjang oleh ilmu dasar lainnya seperti kimia,fisika, dan biologi;
– Ilmu pengetahuan terapan, banyak menunjang bidang kegiatan ilmiah dan pelayanan kebutuhan masyarakat seperti : kedokteran hewan dan peternakan, pertanian,psikologi dan antropologi.

Bidang pemakaian ilmu genetika mencakup beberapa bidang, diantaranya :

» Kedokteran
– Untuk mengetahui kelainan atau penyakit keturunan serta usaha untuk menangggulanginya.
– Menjajaki sifat keturunan seseorang (golongan darah) uang perlu untuk penelitian warisan atau kriminalitas.

» Kedokteran hewan dan peternakan :
-Untuk mengetahui kelainan keturunan
Penjajakan sifat untuk mengetahui asal-usul hewan/ternak;
– Untuk mengetahui turunan/strain unggul.

» Pertanian
– Genetika paling luas penggunaannya dibidang pertanian;
– Ada satu cabang ilmu yaitu ilmu seleksi yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana mencari bibit unggul tanaman.

»Psikologi dan antropologi
– Mempelajari masalah psikologi manusia;
– Asal-usul bangsa;
– Hubungan kerabat seta pengaruh sifat genetis seseorang dalam kehiduupan sehari-hari ditengah masyarakat;
– Sifat kejiwaan seseorang ditentukan oleh sifat keturunan.

Sejarah perkembangan genetika itu sendiri dimulai sejak zaman dahulu. Pengetahuan genetika sudah ada sejak sebelum abad 19 (sebelum mendel). Yaitu pada peradaban bangsa babylonia (6000 tahun yang lalu) telah menyusun “silsilah kuda untuk memperbaiki keturunan”. Dan bangsa china, pada beberapa abad sebelum Masehi sudah mengenal “seleksi benih padi untuk mencari bibit yang unggul. Di Amerika dan Eropa sudah ribuan tahun yang lalu melakukan seleksi dan penyerbukan silang pada gandum dan jagung uang asalnya daru rumput liar. Penemuan-penemuan tersebut belum diuraikan secara ilmiah, sehingga belum dapat dicirikan sifat-difat keturunan tertentu pada suatu makhluk hidup. Barulah sejak penenmuan Gregor Mendel (1822-1884) pengetahuan genetika berkembang dan menjadi satu lapangan ilmu dalam biologi.

Mendel berhasil mengamati “suatu sifat keturunan (karakter) dari suatu generasi ke generasi pada tanaman ercis; dan berhasil membuat perhitungan metematika tentang sifat genetis karakter tersebut. Fakto genetisnya disebut “determinant” atau “”gen”. inilah keunggulan mendel daripada percobaan persilangan yang dilakukan orang sebelumnya, kerena itu Mendel disebut sebagai bapak Genetika yang memberikan dasar pengetahuan genetika modern. Penemuan Mendel telah diceramahkan dan diterbitkan dalam majalah “perhimpunan ilmu pengetahuan (1866) di negaranya, baru pada 34 tahun kemudian (19000 karyanya diakui dan menjadi referensi para ahli.

W.Bateson (1861-1926) bersama R.C Punnet membuat percobaan pada ayam untuk membuktikan apakan penemuan Mendel berlaku pada hewan. Pada tahun1907 mereka menemukan beberapa penyimpangan dari teori Mendel, diantaranya :

– Ada sifat-sifat yang menyimpang dari perhitungan matematis Mendel
– Adanya interaksi antar gen dalam menumbuhkan sua itu variasi.

Genetika sampai sekarang menunjukan kemajuan sehingga timbul cabang ilmugenetika diantaranya :
– Genetika molekuler
– Genetika Biokimia
– Genetika Fisiologi
– Genetika Konseling dan Eugenetika yaitu ilmu yang membicarakan usaha0usaha untuk mendaparkan keturunan yang lebih baik pada manusia.

Kemajuan dibidang peternakan pun mengalami kemajuan diantaranya :

– Pada pertengahan abad ke-19 dapat disebut sebagai abad revolusi “pemuliabiakan ayam”
– Pada saat itu penyilangan dan pemuliabiakan menjadi kegemaran baru bagi pecinta unggas terutama di negara-negara barat (AS, Inggris, Belanda, Jerman, Perancis, dan Spanyol)
– Perkembangan lebih lanjut menghasilkan banyak varietas ayam baru.

Perkembangan ilmu genetika pada broiler dilaporkan :

– Pada tahun 1935, broiler umur 8 minggu, mencapai bobot tubuh 0,72 kg, konsumsi ransum 4,6 kg. keberhasilan ini hanya menaikan prestasi pertumbuhan 10% dari bangsa ayam galur murni.
– Pada tahun 1945, setelah dilakukan persilangan dengan bangsa-bangsa ayam yang mempunyai potensi -pertumbuhan cepat dihasilkan broiler pada umur yang sama mencapai bobot tubuh 1kg dengan konsumsi ransum 3,4 kg.
– Pada tahun 1955, dengan melibatkan ilmuan berbagai disiplin ilmu (ahli unggas, biologi, nutrisi dst) dan seleksi yang ketat menghasilkan “karakteristik ekonomis broiler” yaitu pada umur 8 minggu mempunyai bobot tubuh 1,27 kg, dengan konsumsi ransum 2,9 kg.
Pada tahun 1965. Prestasi broiler diperbaiki umur 8 minggu bobot tubuh 1.72 kg dengan konsumsi ransum 2,2 kg.
Sampai pada akhir 1985 usaha memperbaiki karakteristik ekonomis broiler masih diteruskan, diperoleh hasil yaitu umur 8 minggu bobot tubuh mencapai 2 kg dengan konsumsi ransum 4kg.
– Pada tahun 2000an, dengan teknologi rekayasa genetika sehingga umur 6 minggu bobot ayam bisa mencapai bobot tubuh lebih dari 2 kg.

GEN LETAL

GEN LETAL

Gen letal adalah gen yang dapat menyebabkan kematian suatu individu yang memilikinya. Karena tugas gen aslinya adalah untuk menumbuhkan karakter atau bagian tubuh yang sangat penting, jika mengalami mutasi buruk maka pertumbuhan alat itu terganggu sehingga individu itu akan mati.

Kematian itu dapat berlangsung ketika masa embrioatau baru lahir. Kalau kematian berlangsung pada anak berumur beberapa tahun atau menjelang dewasa.disebut gen subletal.

Ada gen letal yang bersifat resesif ada pula yang bersifat dominan. Yang dominan itu biasanya menyebabkan letal dalam susunan homozigot, sedangkan dalam susunan heterozigot ada yang subletal, ada pula yang bisa hidup sehat sampai dewasa dan berketurunan. Yang heterozigot ini seperti halnya letal resesif, mewariskan keturunan buruk itu kepada keturunan nya. Bedanya dengan letal resesif, heterozigot dominan memperlihatkan fenotipe cacat atau kelainan. Sedangkan heterozigot letal resesif tidak ada. Artinya dapat hidup normal dan tidak memperlihatkan kelainan.